Advokasi Pemberlakuan Pendidikan Pengurangan Resiko Bencana bagi Penyandang Disabilitas di Sekolah Khusus dan Sekolah Inklusi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kalimantan Selatan : 2016-2018
ADVOKASI KEBIJAKAN UNTUK KEADILAN SOSIAL DAN INKLUSI BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI KABUPATEN SLEMAN: 2017-2018 ==> akam mulai September 2017
Program Koalisi Penyusunan PERDA Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas Tingkat Kabupaten /Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta: 2014-2016
Program MAMPU: Pemulihan Tranformatif (bagi perempuan disabilitas yang menjadi korban kekerasan seksual) dari Inisiatif Komunitas Menjadi Tanggungjawab Negara Di Daerah Istimewa Yogyakarta: 2014-2019
Program AFC (Advocation for Change): 2016-2018
Penyusunan Tool dan Monitoring Anggaran Daerah Bagi Oganisasi Penyandang Disabilitas di Daerah Istimewa Yogyakarta: 2014
Partisipasi Oganisasi Penyandang Disabilitas Dalam Monitoring dan Promosi tentang Penghormatan Dan Pemenuhan Hak Pendidikan, dan Ketenagakerjaan Penyandang Disabilitas di Daerah Istimewa Yogyakarta: 2013-2014
Peningkatan Partisipasi Organisasi Penyandang Disabilitas dalam Monitoring tentang Peningkatan, Penghormatan , dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas di Daerah Istimewa Yogyakarta: 2012-2013
Program Peningkatan Kesadaran Tentang Hak Penyandang Disabilitas Pada Organisasi Penyandang Disabilitas di Daerah Istmewa Yogyakarta: 2011-2012
Program Pelatihan Hak Politik, Hak Kewarganegaraandan dan Hak Asasi Manusia bagi Penyandang Disabilitas di Daerah Istimewa Yogyakarta: 2003
Program Pengadaan Alat Bantu Coblos Bagi Pemilih Tuna Netra (Template) dalam Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Pemilihan Presiden dan Wakil Presidendan Pemilihan Kepala Wakil Kepala Daerah: 2004-2014
FGD Asesmen Kebutuhan Penyandang Disabilitas Dalam Situasi Bencana di Banjarmasin
Pada tanggal 20 Mei 2017, dilakukan Asesmen Kebutuhan Penyandang Disabilitas dalam Situasi Bencana di Banjarmasin dalam bentuk FGD (Focus Group Discussion). Kegiatan yang dilakukan di Hotel Victoria River View Banjarmasin ini diikuti oleh Guruguru dari beberapa sekolah inklusi dan sekolah khusus di Kota Banjarmasin.
Tujuan dari FGD ini adalah untuk menemukan dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan penyandang disabilitas–termasuk di dalamnya anak dengan disabilitas–pada saat terjadi bencana di Banjarmasin. Ancaman bencana di Banjarmasin tentu saja berbeda dengan ancaman bencana di daerah lain. Di Banjarmasin sendiri, bencana yang seringkali terjadi adalah kebakaran, banjir (biasanya karena rob), dan angin puting beliung. FGD ini merupakan bagian dari Program Advokasi Pelaksanaan Pendidikan PRB (Pengurangan Resiko Bencana) Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah Inklusi dan Sekolah Khusus. Dan Program ini merupakan Program CIQAL yang berkoalisi dengan MPM PP Muhammadiyah dan ILAI (Independent Legal Aid).
Workshop Penyusunan Buku Panduan dan Metode Pembelajaran PRB untuk Siswa dengan Disabilitas di Banjarmasin
Workshop Penyusunan Buku Panduan dan Metode pembelajaran PRB (Pengurangan Resiko Bencana) untuk Siswa dengan Disabilitas di Banjarmasin diadakan tanggal 21 Mei 2017. Tepatnya satu hari setelah kegiatan FGD Asesmen Kebutuhan Penyandang Disabilitas Dalam Situasi Bencana. Workshop ini diikuti oleh orang tua siswa dengan disabilitas, guru sekolah khusus, dan guru sekolah inklusi di Kota Banjarmasin. Hal ini tak lain karena orang tua dan guru adalah pihak-pihak yang paling mengetahui metode pembelajaran seperti apa yang cocok untuk anak dengan disabilitas.
Workshop ini diperlukan sebagai bahan untuk menyusun Buku Panduan dan Metode Pembelajaran PRB (Pengurangan Resiko Bencana) untuk Siswa dengan disabilitas, yang bersekolah di sekolah khusus maupun sekolah inklusi. Dan workshop ini merupakan salah satu kegiatan dari Project Advokasi Pelaksanaan Pendidikan PRB (Pengurangan Resiko Bencana) Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah Inklusi dan Sekolah Khusus.
Project ini merupakan project CIQAL yang berkoalisi dengan MPM PP Muhammadiyah dan ILAI (Independent Legal Aid). Pilot project dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan di Kalimantan Selatan. Sasaran dari project ini adalah untuk mewujudkan pelayanan kebijakan pendidikan pendidikan pengurangan risiko bencana di sekolah inklusif dan sekolah khusus di Indonesia.
Polio adalah salah satu penyebab seseorang mengalami disabilitas/difabilitas. Beberapa sumber menyatakan bahwa polio (poliomyelitis) adalah suatu penyakit. Tepatnya penyakit paralitis (kelumpuhan) yang disebabkan oleh virus poliovirus (PV).
Polio virus masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus dpat memasuki aliran darah dan mengalir ke system saraf pusat dan menyebabkan melemahnya otot, bahkan kadang menyebabkan kelumpuhan (paralitis).
Virus polio sering menyerang tanpa gejala, merusak sistem saraf dan menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Polio sendiri sudah ada sejak jaman prasejarah. Jaman Mesir Kuno. Bahkan kaisar Romawi, Claudius, terserang polio sejak masih kanak-kanak.
Jenis-jenis polio:
Polio non paralitis. Menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu dan sensitive. Terjadi pada leher dan punggung.
Polio paralitis. Dapat menyebabkan kelumpuhan. Polio paralitis dibagi menjadi 2, yakni Polio Sinal dan Polio Bulbar.
Pada polio spinal, virus polio menyerang saraf tulang belakang dan motorneuron yang mengkontrol gerak fisik.
Pada polio Bulbar, virus ikut menyerang batang otak yang di dalamya terdapat saraf motorik yang mengatur pernafasan. Penderita polio bulbar harus hidup dengan alat bantu pernafasan atau paru-paru besi (iron lung).
Sampai saat ini masih belum ada obat untuk polio. Oleh karenanya usaha yang paling baik adalah melakukan pencegahan dengan memberikan vaksinasi dan imunisasi pada semua bayi dan anak. Termasuk pula pada wisatawan yang datang di daerah endemi.
Gangguan bipolar (Gangguan Manik-Depresif) adalah gangguan mental yang bersifat episodik, yang dialami seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati (mood swings) yang sangat ekstrim antara manic/mania (senang sekali) dan depresi (sedih sekali). Seorang penyandang bipolar bisa merasa sangat bahagia, namun di saat lain ia bisa berubah menjadi sangat sedih, putus asa, bahkan sampai bunuh diri. Hampir semua orang dengan gangguan bipolar mempunyai pikiran tentang bunuh diri.
Ada empat jenis episode suasana hati pada gangguan bipolar, yakni mania, hipomania, depresi, dan episode campuran. Setiap jenis episode suasana hati gangguan bipolar memiliki gejala yang unik.
Gejala-gejala dari tahap mania gangguan bipolar adalah sebagai berikut:
Gembira berlebihan
Mudah tersinggung, mudah marah.
Merasa dirinya sangat penting.
Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain.
Mendengar suara yang tidak dapat didengar orang lain.
Sangat aktif dan bergerak sangat cepat.
Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan. Mudah melempar kritik terhadap orang lain.
Sulit tidur.
Melakukan tindakan-tindakan sembrono (boros, membuat keputusan aneh dan tiba-tiba namun cenderung berbahaya, Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari.).
Bersemangat dan penuh energi dengan munculnya kreativitas.
Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
Penurunan kebutuhan untuk tidur.
Gejala-gejala dari tahap depresi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:
murung dan merasa sedih berkepanjangan.
Sering menangis tanpa alasan yang jelas.
Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu.
Tidak mampu merasakan kegembiraan.
Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga, dan sulit konsentrasi.
Merasa tak berguna dan putus asa.
Merasa bersalah.
Rendah diri dan kurang percaya diri.Beranggapan masa depan suram dan pesimistis.
Hilang nafsu makan atau makan berlebihanm sehingga sering mengalami penurunan berat badan atau penambahan berat badan.
Sulit tidur atau tidur berlebihan.
Mual sehingga sulit berbicara karena menahan rasa mual, mulut kering, susah buang air besar, dan terkadang diare
Kehilangan gairah seksual.
Menghindari komunikasi dengan orang lain.
Berpikir untuk bunuh diri.
Episode campuran (mixed state) adalah kondisi dimana manic dan depresi terjadi bersamaan. Yang bersangkutan bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlalu-lalang di kepala, agresif, dan panik. Namun, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Ia merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya serta berhalusinasi. Hal itu terjadi bergantian dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Kondisi ini menjadi beban yang berat bagi orang dengan gangguan bipolar, sehingga keinginan untuk bunuh diri menjadi kuat.
Saat orang dengan gangguan bipolar akan melakukan bunuh diri, biasanya ia menunjukkan gejala sebagai berikut:
Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol
Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti tagihan listrik dan telepon.
Penyebab Bipolar
Penyebab pasti gangguan bipolar masih belum diketahui. Namun diyakini, gangguan bipolar disebabkan beberapa hal yang saling berkaitan, yakni genetik, biologis (hormonal, adanya ketidakseimbangan cairan kimia dalam otak), psikologis, dan lingkungan.
Jadi tidak selalu seseorang yang membawa gen bipolar pada saat dewasa akan menunjukkan gejala gangguan bipolar. Hal ini tergantung pada, keluarga, lingkungan dan bagaimana ia diperlakukan. Dari beberapa curhatan yang pernah saya baca, beberapa netter yang mengalami bipolar, saat kecil atau remaja, sering mendapat kekerasan dari keluarga, atau dibully oleh teman-temannya. Lalu pada saat dewasa, gejala bisa muncul. Jika gangguan bipolar ini tidak ditangani dengan tepat, akan membuat yang bersangkutan mengalami masalah untuk bermasyarakat, gejala menjadi memburuk, dan bahkan bisa menimbulkan kematian karena bunuh diri.
Dengan terapi yang tepat, gangguan bipolar dapat dikontrol penuh walaupun kemungkinan kambuh akan selalu ada.
Bipolar dan disabilitas
Ada pendapat yang mengatakan bahwa gangguan bipolar bisa mengakibatkan disabilitas jika tidak ditangani dengan benar.
Namun saya berpikir kalau bipolar adalah termasuk salah satu jenis disabilitas (mungkin pendapat saya bisa juga salah), dengan memperhatikan:
Article 1 UNCRPD: “Persons with disabilities include those who have long-term physical, mental, intellectual or sensory impairments which in interaction with various barriers may hinder their full and effective participation in society on an equal basis with other.” Dalam article 1 menyebut tentang mental impairment (gangguan mental)
Bahwa disabilitas adalah konsep yang terus berkembang serta merupakan hasil interaksi dari orang-orang yang mengalami impairment (gangguan) tersebut dengan hambatan-hambatan lingkungan yang menghalangi partisipasi mereka dalam masyarakat secara penuh dan efektif atas dasar kesetaraan
mengingat gangguan bipolar salah satunya disebabkan karena ketidakseimbangan kandungan hormone di otak, artinya gejala bisa muncul sewaktu-waktu.